Ringkasan Sejarah Kerajaan Sunda - Sejarah Kerajaan Sunda mencakup periode panjang di wilayah barat Pulau Jawa, yang meninggalkan warisan signifikan dalam historiografi Indonesia. Wilayah ini secara tradisional dikenal sebagai Tatar Sunda. Kerajaan ini sering kali dipandang sebagai kelanjutan dari entitas politik sebelumnya, yaitu Kerajaan Tarumanagara yang eksis sekitar abad ke-4 hingga ke-7 Masehi, sebagaimana dibuktikan melalui penemuan prasasti-prasasti berbahasa Sanskerta dengan aksara Pallawa, seperti Prasasti Ciaruteun.
Setelah kemunduran Tarumanagara, kerajaan-kerajaan kecil muncul di wilayah tersebut. Dinasti Sunda yang dominan mulai terkonsolidasi pada sekitar abad ke-8 Masehi. Berdasarkan sumber primer seperti naskah kuno Carita Parahyangan, pendiri awal kerajaan diidentifikasi sebagai Raja Tarusbawa. Kerajaan ini kemudian dikenal sebagai Kerajaan Sunda Galuh, sebuah dualisme kekuasaan yang sering kali terbagi dua atau bersatu kembali melalui pernikahan politik antar keluarga kerajaan.
![]() |
| Prasasti Kerajaan Sunda |
Masa keemasan Kerajaan Sunda sering dikaitkan dengan era kepemimpinan Sri Baduga Maharaja, yang lebih dikenal dalam tradisi populer sebagai Prabu Siliwangi, yang memerintah dari Pakuan Pajajaran (lokasi yang kini menjadi Kota Bogor modern). Di bawah pemerintahannya pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16, kerajaan mencapai puncak stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi. Kerajaan Pajajaran (nama lain untuk Kerajaan Sunda pada periode ini) menjalin hubungan diplomatik yang luas.
Salah satu momen paling krusial dalam sejarah diplomatik Pajajaran adalah upaya mereka untuk mencari bantuan dari bangsa Eropa untuk menghadapi ekspansi Kesultanan Demak dan Cirebon yang semakin kuat. Perjanjian ditandatangani dengan pihak Portugis di Malaka pada tahun 1522, yang dikenal sebagai Perjanjian Sunda-Portugis. Sebagai monumen dari perjanjian ini, didirikanlah padrão (batu peringatan standar Portugis) di Sunda Kalapa (sekarang Jakarta). Namun, bantuan militer yang dijanjikan tidak pernah terwujud tepat waktu.
Kerajaan Sunda akhirnya runtuh setelah ibu kotanya, Dayeuh Pakuan, ditaklukkan oleh pasukan gabungan dari Kesultanan Banten dan Cirebon di bawah pimpinan Maulana Yusuf pada tahun 1579 Masehi. Kejatuhan ini menandai berakhirnya era kerajaan Hindu-Buddha di Jawa Barat secara signifikan dan digantikan oleh dominasi politik Islam. Peninggalan sejarah Kerajaan Sunda tetap hidup dalam budaya, hukum adat, dan toponimi di wilayah Jawa Barat modern.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau titip link, akan dimasukan ke folder SPAM.